Proyek Mastran Bus Rapid Transit (BRT) Medan, Binjai, dan Deli Serdang (Mebidang) resmi diluncurkan

Dinas Kominfostan - Deli Serdang 
Jumat, 19 April 2024
 
 

Kota Medan - Peresmian proyek yang ditargetkan rampung pada 2027 tersebut, ditandai dengan penekanan tombol sirine oleh Direktur Angkutan Jalan Direktorat Jenderal (Ditjen) Perhubungan Darat, Kementrian Perhubungan, Suharto ATD MM; Walikota Medan, Bobby Afif Nasution; Walikota Binjai, Drs H Amir Hamzah MAP; Bupati Deli Serdang, HM Ali Yusuf Siregar; H Aulia Rachman serta Forkopimda Kota Medan dan Dinas Terkait di Eks Terminal Amplas, Kota Medan. Jumat (19/4/2024).

Proyek yang didanai oleh Bank Dunia (World Bank) sebesar Rp. 1,7 Triliun ini bertujuan untuk membangun sistem transportasi publik yang lebih baik dan terintegrasi, khususnya di kawasan metropolitan Medan.

Direktur Angkutan Jalan, Ditjen Perhubungan Darat, Suharto ATD MM menjelaskan pengembangan fisik dan non-fisik akan sejalan bersamaan dalam proyek Mastran BRT Mebidang. Pengembangan non fisik diantaranya peningkatan kapasitas operator-operator penyedia layanan angkutan umum. Kemudian ketersediaan lapangan kerja di sektor pendukung layanan dan penyerapan pekerja perempuan dalam proyek Mastran BRT Mebidang.

Sedangkan pengembangan secara fisik proyek akan meliputi pembangunan jalur khusus (koridor) dan halte BRT, fasilitas khusus pejalan kaki. Kemudian terminal dan depo, serta pengembangan sistem transportasi pintar (ITS). “Kami mengapresiasi komitmen kuat pemerintah daerah di Kawasan Mebidang yang ingin segera mengembangkan transportasi publik yang baik, yang andal, aman, dan nyaman. Hal ini demi mendukung mobilitas warganya,” ucap Suharto.

Walikota Medan, Bobby Afif Nasution mengatakan, saat ini terdapat total 386.727 pelaju (commuter) yang bermobilitas di Kawasan Mebidang. Dari angka tersebut 69 persen berada di usia produktif atau 2 dari 3 pelaju berstatus pekerja. Kota Medan merupakan tujuan terbesar dari aktivitas para pelaju ini.

“Urgensi untuk menghadirkan moda transportasi publik yang andal dan nyaman di Kawasan Mebidang sudah sangat nyata. Lewat perbaikan akses, salah satunya dengan kehadiran Mastran BRT Mebidang,” ucap Bobby Nasution pada peluncuran proyek.

Bobby juga mengajak seluruh pemangku kepentingan di proyek Mastran BRT Mebidang berkolaborasi secara aktif. Hal ini demi perwujudan Mastran BRT Mebidang yang bervisi pada kemaslahatan kawasan. “Gerak aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat dapat kita fasilitasi, sehingga berbagai potensi daerah di Mebidang dapat berkembang secara maksimal,” ujarnya.

Sebelumnya, Kadis Perhubungan Kota Medan, Dr Iswar SSiT MT mengungkapkan pengembangan sistem angkutan massal modern seperti BRT, memiliki sistem yang mendukung. Seperti ketepatan waktu, kenyamanan, dan merupakan layanan angkutan perkotaan metropolitan yang paling efektif secara biaya dalam pembangunannya.

Dijelaskannya, saat ini lahan eks Terminal Amplas sudah siap digunakan untuk persiapan struktur salah satu depo proyek Mastran BRT. Mebidang. "Depo Amplas akan menjadi titik pemberangkatan pertama armada Mastran BRT Mebidang dengan rute Amplas – Pinang Baris. Selain Amplas, akan ada depo lain di Pinang Baris, dan satu lagi fasilitas depo pendukung yang sedang kami upayakan ketersediaannya di Flamboyan,” kata Iswar.

Saat ini, penggunaan transportasi publik di kota-kota besar Indonesia seperti, Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Medan, kurang dari 20 persen. Angka tersebut di bawah Singapura, Hong Kong, dan Tokyo yang sudah di atas 50 persen. Kemudian di Kuala Lumpur dan Bangkok di kisaran 20-50 persen.

Seperti diketahui, Pada tahun 2024, proyek ini akan memasuki tahap konstruksi koridor, halte, depo, perangkat IT dan pengadaan bus. Proses Data Flow Diagram (DFD) telah selesai Januari 2024. BRT Mebidang sendiri memiliki panjang lintasan sejauh 21 km, yang terhubung dengan 31 halte.

Kemudian memiliki  17 rute menjangkau Medan, Binjai, dan Deli Serdang dengan total 515 bus. Serta didukung depo, halte, jalur khusus ITS bus dengan anggaran mencapai Rp1,9 triliun.