Pemkab Deli Serdang  Melalui  Disporabudpar Gelar  Workshop Internasional Serampang  Duabelas .

Lubuk Pakam

Serampang Duabelas merupakan salah satu kekayaan budaya Bangsa Indonesia yang telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Nasional pada tahun 2014.Sebagai warisan budaya sejarah mencatat Serampang Duabelas adalah karya anak bangsa Alm. Guru Sauti  kelahiran Pantai Cermin yang sebelum dimekarkan tahun 2004 adalah wilayah Kabupaten Deli Serdang.

Adalah suatu hal yang lazim bila Pemerintahan Kabupaten Deli Serdang merasa bertanggung jawab untuk melestarikan Serampang Duabelas agar tidak hilang begitu saja. Berbagai upaya dilakukan, terutama secara rutin dan berkelanjutan menyelenggarakan Festival setiap tahun, dan mengirimkan penari mengikuti,Festival/lomba, pergelaran yang diselenggarakan antara lain. Pada tahun 2017 lalu bekerja sama dengan salah satu pegiat seni Singapura (SDM SAID) menyelenggarakan seminar dan pertunjukan bersama Serampang Duabelas di Singapura.

Berdasarkan pengamatan dan evaluasi penyelenggaraan festival Serampang Duabelas dilaksanakan berbagai pihak, terkesan adanya ragam gerak atau variasi gerakan Serampang Duabelas dapat memberi kesan “NEGATIF” dari para praktisi seni tari Serampang Duabelas. Hal serupa pernah terjadi pada tahun 1963 ketika berlangsung festival Serampang Duabelas Nasional ke-3 di Medan : Ketika juri ingin mengembalikan Serampang Duabelas dengan “ Resmi Melayu” maka peserta festival yang berasal dari daerah lain, terutama dari pulau Jawa merasa tidak puas di sebabkan peserta dari pulau Jawa tidak ada yang menang, berbeda dengan dua festival sebelumnya.

Menyadari hal tersebut dan agar tidak terulang kejadian serupa maka Pemkab Deli Serdang melalui Disporabudpar bidang Kebudayaan merasa terpanggil untuk menyatukan berbagai variasi yang berkembang dari Serampang Duabelas ini, dengan membuat standard agar para praktisi seni mempunyai dasar/pegangan dalam menarikan Serampang Duabelas terutama ketika mereka mengikuti festival/perlombaan.

Hal itu dikemukakan Kabid Kebudayaan Dinas Pemuda,Olahraga Dan Pariwisata Deli Serdang Drs H Dani Hapianto Msi pada Pembukaan Workshop Internasional Serampang Dua belas,Rabu (15/8) yang lalu di Hotel Prime Plaza jalan Altleri Bandara Kualanamo Kec Batang Kuis yang berlangsung hingga  18 Agustus  2018.

Sedangkan Narasumber  pada  workshop tersebut  adalah  yang dianggap memiliki kemampuan (keterampilan, kecakapan, keahlian) Tari Serampang Duabelas baik dilihat secara praktis, teoritis dan akademis,mereka yaitu H. Jose Rizal Firdaus,dengan menteri Teknik Melayu Sumtera Timur dalam rangkaian 9 Tari  karya Guru Sauti. Muhammad Takari, Phd dengan Menteri Serampang Duabelas konteks Sosial Budaya dan Struktur Musik. Dilinar Adlin,M.Hum dengan menteri,pelestarian dan pengembangan Tari Serampang Duabelas dikalangan akademisi. T. Mira Sinar,Ma dengan menteri Serampang Duabelas kesenian istana di Kesultanan Serdang. T. Lisa Melira dengan menteri Gerakan dasar Tari Melayu yang berdasarkan rangkaian karya Sauti.

Peserta Workshop Internasional Serampang Duabelas berjumlah 100 ( seratus orang ) berasal dari Muar,Johor Malaysia,Kalimantan Barat,Aceh,Batam,Kabupaten Siak,Kabupaten Musi Banyuasin,Sanggar-sanggar seni Kab. Deli Serdang,Kota Tanjung Balai,Kabupaten Asahan,Kabupaten Batubara,Kabupaten Tobasa,Kabupaten Serdang Bedagai,Kota Medan,Kota Jambi,Dewan Kesenian Sumut,Dewan Kesenian Medan,Taman Budaya Sumut,Ahli Waris Keluarga Alm. Sauti,Disporabudpar Deli Serdang,dan tak tertinggallan juga peserta Workshop dari Muar Johor Malaysia tampil untuk memeriahkan malam Resepsi HUT Kemerdekaan RI ke 73 Kabupaten Deli Serdang Tahun 2018.Anchor

Workshop Internasional Serampang Duabelas menghasilkan kesepakatan bersama yang dituangkan dalam berita acara,Selain itu adanya rekaman CD tentang gerak baku Serampang Duabelas,bentuk kesepakatan antara lain tentang cara penulisan Serampang Duabelas,dalam menarikan Serampang Duabelas didahului dengan Tari Lenggang Patah Sembilan dan Lenggok Mak Inang sebagai tiga serangkai,teknik gerak tiga serangkai ini pula yang dibakukan.