Diskominfostan, Selasa 13 Agustus 2024
DELI SERDANG - Masalah stunting atau gagal tumbuh merupakan permasalahan gizi yang masih menjadi tantangan besar bagi semua pihak. Stunting tidak hanya berdampak pada tumbuh kembang anak, tetapi juga memiliki konsekuensi jangka panjang terhadap kualitas sumber daya manusia (SDM) di masa depan.
Anak-anak yang mengalami stunting berisiko mengalami penurunan kemampuan kognitif, penurunan produktivitas, dan peningkatan kerentanan terhadap penyakit tidak menular.
"Oleh karena itu, kita harus bahu-membahu, bersinergi dan berkolaborasi guna mempercepat penurunan prevalensi stunting di Kabupaten Deli Serdang. Dengan kerja sama yang erat antara pemerintah daerah dan provinsi, serta seluruh pemangku kepentingan, saya yakin kita dapat mewujudkan generasi emas yang sehat, cerdas, dan produktif," kata Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Deli Serdang, Dr Drs Citra Effendi Capah MSP yang juga Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Deli Serdang dalam paparannya di hadapan Kelompok Kerja (Pokja) Hubungan Antarlembaga dan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) TPPS Provinsi Sumatera Utara di Kantor Bupati Deli Serdang, Selasa (13/8/2024).
Pj Sekda kembali menambahkan, pelaksanaan intervensi serentak sudah 100 persen dilaksanakan di Kabupaten Deli Serdang.
Pelaksanaan intervensi serentak di Kabupaten Deli Serdang dicanangkan di Desa Bandar Setia, Kecamatan Percut Sei Tuan, pada 10 Juni 2024 lalu dan diikuti seluruh camat di wilayah masing-masing.
Dengan sumber daya pendukung pelaksanaan intervensi meliputi, 66 tenaga gizi Puskesmas dan rumah sakit; 1.229 bidan Puskesmas dan rumah sakit; 2.967 Tim Pendamping Keluarga; 394 kader pembangunan manusia; tiga rumah sakit pemerintah, 34 Puskesmas, 109 Puskesmas Pembantu (Pustu), 1.492 Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) yang tersebar di Kabupaten Deli Serdang, tersedia 1.634 Antropometri dan 38 Ultrasonografi (USG).
Rangkaian intervensi serentak yang dilaksanakan, antara lain pelaksanaan pengukuran dan penimbangan bayi di bawah lima tahun (balita) di seluruh Posyandu, pemeriksaan ibu hamil dan pembinaan calon pengantin (Catin) di Puskesmas; jemput bola untuk home visit pengukuran dan penimbangan balita bagi keluarga yang tidak datang membawa balita ke Posyandu melibatkan TNI/Polri; penjemputan ibu hamil oleh bidan desa untuk pemeriksaan lanjutan oleh dokter Spesialis Obgin secara terjadwal di Puskesmas; penerbitan surat edaran kepala Dinas Kesehatan kepada Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) swasta untuk melakukan pengukuran dan penimbangan balita serta pemeriksaan ibu hamil dan melaporkan hasil pengukurannya ke Puskesmas yang ada diwilayah kerja; monitoring pelaksanaan intervensi serentak oleh TPPS Kabupaten Deli Serdang, tanggal 13-28 Juni 2024.
Selanjutnya, Rapat Evaluasi Pelaksanaan Intervensi Serentak; input data balita stunting pada aplikasi Deli Serdang Sehat (Satu Data Intervensi); launching 10 Intervensi Serentak di RSUD H Amri Tambunan Deli Serdang; pelatihan kader antropometri dari Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang; merujuk anak ke RSUD H Amri Tambunan untuk diperiksa oleh spesialis anak dan mendapat penyuluhan dan komposisi menu dari ahli gizi.
Sebagai tindak lanjut dari intervensi serentak, jelas Pj Sekda, harus melakukan intervensi sasaran pascaintervensi serentak penanganan stunting dengan beberapa kegiatan, di antaranya balita yang mengalami gangguan gizi diintervensi melalui pemberian makanan tambahan, baik dari anggaran pemerintah maupun corporate social responcibilty (CSR).
"Untuk CSR, kita sudah menggandeng Bank Sumut dalam melakukan intervensi dan kita harap ini menjadi langkah baik untuk Deli Serdang dan 18 kegiatan lainnya yang telah dilakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Deli Serdang," kata Pj Sekda di hadapan Pokja Hubungan Antarlembaga dan KIE TPPS Provinsi Sumatera Utara yang diketuai Dra Rabiatun Adawiyah MPHR tersebut.
Konvergensi Berbagai Program
Konvergensi berbagai program terkait penurunan stunting menjadi kata kunci untuk memastikan program-program intervensi dapat dilaksanakan secara optimal dan data yang dikumpulkan secara periodik, benar, dan akurat. Sehingga, dapat berkontribusi terhadap penurunan prevalensi stunting di Kabupaten Deli Serdang.
Pertemuan antara TPPS Deli Serdang dengan Sumatera Utara tersebut, harap Pj Sekda, menjadi wahana evaluasi dan pemantauan penyelenggaraan koordinasi percepatan penurunan stunting tahun 2024.
"Melalui pertemuan ini, kita dapat menjalin kerjasama lebih maksimal melalui organisasi perangkat daerah (OPD), kelembagaan, organisasi dan profesi, swasta, dan masyarakat. Kita juga harus dapat mengakselerasikan program serta langkah strategis secara konvergen dan terintegrasi dalam peningkatan capaian kinerja penanganan stunting," harap Pj Sekda.
"Pertemuan ini juga harus mampu mendorong dan menguatkan konvergensi antarprogram yang sudah dilaksanakan. Oleh karena itu, rencana pelaksanaan kegiatan secara konvergen dan integral harus disusun dan disepakati bersama. Hambatan dan kendala dalam pelaksanaannya nanti harus mampu kita atasi bersama. Hasilnya, kita diskusikan bersama terhadap pemangku kepentingan lainnya, serta disosialisasikan kepada semua pihak agar dapat memahami dan melaksanakannya," imbuh Pj Sekda di kegiatan yang turut dihadiri Ketua Pokja Data dan Informasi TPPS Provinsi Sumatera Utara, Dicky Eko Pratomo SSos dan Siti Ahlan; perwakilan Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Sumatera Utara, Arjuna SST; Kepala Cabang Bank Sumut Lubuk Pakam, Nujuar; Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang), Dr Ir Remus H Pardede MSi; Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Serta Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana (P3AP2KB), Dr Dra Hj Miska Gewasari MM; pimpinan OPD terkait, camat, kepala desa/lurah, Kepala Puskemas dan lainnya.