Diskominfostan, Rabu 4 September 2024
JAKARTA - Angka prevalensi stunting di Kabupaten Deli Serdang mengalami penurunan cukup drastis. Penurunan ini terjadi setelah dilakukannya intervensi serentak penanganan stunting.
Penegasan ini disampaikan Penjabat (Pj) Bupati Deli Serdang, Ir Wiriya Alrahman MM di sela-sela Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Stunting Tahun 2024 yang dipimpin langsung Wakil Presiden (Wapres), KH Ma'ruf Amin di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Rabu (4/9/2024),
"Hari ini (di Rakornas Stunting 2024) disampaikan hal-hal yang harus ditangani ke depan. Karena, hasil stunting Kabupaten Deli Serdang masih berdasarkan data Survey Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 yang dipublikasikan. Setelah Intervensi Stunting 2024 di Kabupaten Deli Serdang, sudah ada penurunan angka stunting yang cukup drastis, baik itu untuk Kabupaten Deli Serdang maupun Provinsi Sumatera Utara," ungkap Pj Bupati.
Pj Bupati menegaskan, jika masalah stunting ditangani secara komprehensif, sungguh-sungguh dan sesuai dengan angka intervensi serentak penanganan stunting, maka di tahun 2024 ini, angka prevalensi stunting di Deli Serdang bisa menurun secara signifikan.
"Untuk di kemudian hari, harapannya angka stunting di Kabupaten Deli Serdang mudah-mudahan tidak ada/nihil. Tidak ada lagi balita stunting di Deli Serdang. Ayo, bersama-sama kita bekerja untuk mengentaskan stunting di Kabupaten Deli Serdang," ajak Pj Bupati yang di rapat itu turut didampingi Kepala Dinas (Kadis) Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P3AP2KB), Dr Dra Miska Gewasari MM; Pelaksana Tugas (Plt) Kadis Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD), M Ari Mulyawan Simatupang SH MAP; Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang), Dr Ir Remus Hasiholan Pardede MSi; Sekertaris Dinas Kesehatan, dr Tetty dan Kabag Protokol Eko Sapriadi SSos.
Angka Prevalensi Nasional Juga Turun
Sebelumnya, Wapres, KH Ma'ruf Amin, selaku Ketua Pengarah Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), pada rapat yang digelar sesuai amanat Peraturan Presiden (Perpres) No.72 Tahun 2021 Tentang Percepatan Penurunan Stunting tersebut menegaskan, angka prevalensi stunting secara nasional menunjukkan tren positif. Terjadi penurunan signifikan secara nssional.
Dijelaskan Wapres, angka prevalensi stunting secara nasional turun dari 30,8 persen pada tahun 2018 menjadi 21,5 persen pada tahun 2023.
Artinya, dalam lima tahun, kita bisa menurunkan prevalensi stunting sebesar 9,3 persen, atau rata-rata 1,85 persen per tahunnya.
"Penurunan ini satu setengah kali lebih cepat jika dibandingkan dengan periode tahun 2013-2018," ungkap Wapres.
Hasil yang telah dicapai tersebut, lanjut Wapres lagi, merupakan buah dari kerja keras, kerja cerdas, dan kerja kolaboratif dari semua unsur yang terlibat. Namun demikian, Wapres juga mengingatkan target besar yang masih harus dicapai, yaitu membebaskan anak Indonesia dari stunting.
Oleh karena itu, Wapres memberi penekanan khusus tentang pentingnya keberlanjutan pelaksanaan program penanggulangan stunting.
"Saya sangat berharap jajaran pemimpin pemerintahan baru dapat terus berkomitmen melanjutkan pelaksanaan program percepatan penurunan stunting dan menjaga hasil yang sudah dicapai sebelumnya. Akan lebih baik lagi jika dapat melampaui pencapaian pada periode sebelumnya," harapnya.
"Kepemimpinan bisa berganti dan angka stunting bisa diturunkan. Akan tetapi, kita masih memiliki pekerjaan rumah yang belum selesai, yaitu membebaskan anak Indonesia dari stunting," imbuhnya.
Sebagaimana pada Rakornas Stunting 2023 lalu, pada Rakornas 2024 kali ini, Wapres juga menyerahkan penghargaan sebagai bentuk apresiasi atas capaian pelaksanaan percepatan penurunan stunting yang dilakukan oleh pemerintah daerah.
Apresiasi berupa pemberian Dana Insentif Fiskal Tahun Berjalan 2024 kategori percepatan penurunan stunting, diberikan kepada 130 pemerintah daerah yang terdiri dari sembilan provinsi, 99 kabupaten, dan 22 kota. Apresiasi juga diberikan kepada 15 desa berkinerja baik, dalam upaya percepatan penurunan stunting.
"Semoga program percepatan penurunan stunting dapat terus dilanjutkan dan disempurnakan di periode-periode berikutnya, sebagai upaya menciptakan generasi unggul sesuai visi Indonesia Emas 2045," harapnya.
Adapun untuk keberlanjutan program penurunan stunting ke depan, pada kesempatan ini Wapres menitipkan beberapa arahan sebagai pedoman para pemangku kepentingan terkait. Pertama, Wapres meminta agar evaluasi program sebelumnya dijadikan sebagai masukan utama bagi perbaikan program ke depan.
"Komitmen kepemimpinan dalam percepatan penurunan stunting di pusat dan daerah harus terus dipertahankan. Penajaman intervensi harus dilakukan agar program lebih tepat sasaran, mulai dari penyediaan data kelompok sasaran yang lebih akurat hingga pemantauan secara berkala," pinta Wapres.
Kedua, Wapres menginstruksikan agar koordinasi lintas sektor terus diperkuat baik di pusat maupun daerah melalui pembagian peran yang jelas.
"Program penurunan stunting merupakan proyek nasional masif yang melibatkan 20 kementerian/lembaga, seluruh provinsi, kabupaten/kota, desa/kelurahan, serta lembaga non-pemerintah. Besarnya skala program tentunya menuntut pembagian peran yang jelas agar dapat saling melengkapi dan tidak tumpang tindih dalam mencapai target Indonesia bebas stunting," tuturnya.
Ketiga, Wapres meminta diseminasi pemahaman tentang stunting yang benar kepada masyarakat terus digalakkan. Menurutnya, sebagain masyarakat saat ini masih memiliki pemahaman yang keliru terkait stunting.
"Pemahaman yang benar adalah titik awal untuk melakukan intervensi yang tepat sasaran," tegasnya.
Sebagaimana dilakukan setiap tahunnya, Rakornas kali ini juga akan diikuti rapat koordinasi teknis (Rakortek) guna menghasilkan sejumlah rekomendasi untuk merumuskan regulasi dan strategi yang lebih baik untuk mengakselerasi pencapaian target penurunan stunting.
Diharapkan keberlanjutan program percepatan penurunan stunting di era pemerintahan yang baru juga dapat meneruskan langkah baik dari keberhasilan Pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin dalam menurunkan kasus stunting.